Jumat, 14 Desember 2018

Sociopreneur Indonesia Raih Penghargaan ASEAN Social Impact Award

Pada seremoni penghargaan di Singapura, Rabu (21/2018) pekan lalu, Tri Mumpuni selaku pendiri Insitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) dari Indonesia, didaulat sebagai pemenang utama ASEAN Social Impact Awards. 
JAKARTA.Tiga sociopreneur asal Indonesia, Filipina, dan Thailand terpilih ASEAN Social Impact Awards setelah berhasil memberikan dampak positif yang besar secara sosial dan ekonomi di negaranya masing-masing. ASEAN Social Impact Awards digelar atas kerjasama Fakultas Seni dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Nasional Singapura (NUS) dan Ee Peng Liang Memorial Fund, Asia Philanthropy Circle (APC) serta Ashoka Innovators for the Public. Acara penghargaan ini didedikasikan bagi sociopreneur yang berhasil menggerakkan dan memberdayakan masyarakat menuju kehidupan lebih baik.

Pada seremoni penghargaan di Singapura, Rabu (21/2018) pekan lalu, Tri Mumpuni selaku pendiri Insitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) dari Indonesia, didaulat sebagai pemenang utama. Tri terpilih karena keberhasilannya memberikan akses listrik dan pengembangan ekonomi untuk desa-desa terpencil di Indonesia. Tri bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun pembangkit listrik tenaga hydro dan melatih penduduk untuk mengoperasikan pembangkit listrik tersebut. Atas usahanya itulah Tri mendapatkan hadiah sebesar 50 ribu dollar Singapura.

"Ini (hadiah) untuk membantu mengembangkan upaya memberikan kehidupan lebih layak bagi masyarakat terpencil. Penghargaan ini membuat saya sadar bahwa untuk memperbaiki kondisi ketimpangan antara si miskin dan si kaya menjadi tidak begitu sulit, karena masyarakat filantopi terlibat di dalamnya. Pegiat pemberdayaan merasa mendapat banyak teman yang ingin sama-sama memperbaiki dunia yang penuh ketimpangan ini," kata Tri. Adapun penghargaan kedua diberikan kepada Cherrie Atilano, pendiri AGREA Agricultural Systems International Inc. Apresiasi runner up untuk Filipina ini diberikan berkat usaha Cherrie meningkatkan akses skema keuangan, teknologi dan informasi bagi petani. Dia juga memberikan pelatihan para petani untuk menjaga lingkungan dan memastikan mata pencaharian mereka dapat terus berkembang dan berkelanjutan.

Sementara itu, penghargaan runner up lain juga diberikan kepada Somsak Boonkam, pendiri Local Alike dari Thailand. Penghargaan diberikan karena upaya Somsak meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengembangkan sektor pariwisata. Somsak menggunakan ini sebagai jalan masuk untuk menyelesaikan masalah sosial, menjaga budaya lokal dan menambah penghasilan masyarakat. Keduanya mendapatkan hadiah sebesar 25 ribu dollar Singapura untuk membantu upaya dalam proyeknya masing-masing. Penghargaan yang digelar untuk pertama kalinya ini terinspirasi oleh semangat berbagi yang ditunjukkan oleh Dr Ee Peng Liang yang sering disebut sebagai Bapak Kegiatan Amal (Father of Charity Singapura).

Stanley Tan, Ketua Komite ASEAN Social Impact Awards dan APC, mengatakan bahwa tujuan penghargaan ini untuk menciptakan ekosistem bagi agen perubahan sosial yang dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tantangan dengan mengedepankan semangat wirausaha untuk membangun masyarakat produktif dan saling terkoneksi.
Asian Philanthropy Dialogue yang digagas oleh Asia Philanthropy Circle (APC) menjadi jembatan kolaborasi para pegiat filantropi dengan Pemerintah untuk memajukan kehidupan masyarakat di Asia Tenggara. (Dok asiaphilanthropycirlce.org)

"Pengusaha sosial itu sering dilupakan oleh para pembuat keputusan, khususnya para filantropis dan instansi pemerintah," ujar Stanley. Dia berharap penghargaan ini bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengusaha sosial dan membangun jembatan kolaborasi. Sejauh ini mereka memegang kunci ke perubahan sosial sehingga akan terus berkomitmen mendukung penghargaan ini di tahun-tahun mendatang. Selaras dengan Stanley, Associate Professorial Fellow Departemen Sosial Fakultas Seni dan Ilmu Kemasyarakatan NUS, Dr S Vasoo, mengatakan bahwa tiga penerima penghargaan ASEAN Social Impact Awards sudah menunjukkan kreativitas dan semangatnya untuk membangun masyarakat dari bawah. Mereka menghasilkan solusi berkelanjutan dan berdampak luas.
"Mereka secara tidak langsung telah menunjukkan semangatnya untuk membantu sesama. Maka, sangat penting bagi kita semua untuk terus mendukung mereka agar lebih berdampak lagi di wilayah ASEAN dan agar proyek yang sudah mereka bangun dapat berlanjut untuk jangka waktu panjang," ujar Vasoo. Untuk itu, Vasoo menambahkan, para penerima penghargaan ini harus memenuhi tiga kriteria, yaitu bertujuan membantu masyarakat dengan masalah sosial di ASEAN, memiliki dampak sosial yang dapat dibuktikan, dan sudah beroperasi secara konsisten minimal tiga tahun terakhir. Tri, Cherrie serta Somsak terpilih dari sekitar 160 pendaftar yang diterima oleh pihak penyelenggara.


Selasa, 08 Mei 2018

5 Bisnis Sosial yang Bukan Sekedar Mencari Untung Namun Mengemban Misi Sosial.

Berbisnis memang lebih menguntungkan dibandingkan jika bekerja di kantoran, Namun itu adalah bisnis komersial lalu bagaimana jika itu bisnis sosial? Bisakah memiliki dampak yang besar terutama bagi pelakunya dan orang sekitar.
Karena tak dipungkiri terkadang bisnis yang dicari hanya keuntungan pribadi. Namun tidak bagi mereka yang melakoni bisnis sosial. Biasanya mereka melibatkan orang-orang yang tak mampu untuk bekerja bersama mereka sehingga yang mendapatkan keuntungan bukan hanya si pelaku bisnis namun juga masyarakat sekitar.
Pelaku bisnis tersebut disebut dengan sosiopreneur. Seseorang yang melakukan bisnis sosial dan hasilnya bisa memberikan keuntungan hingga perubahan derajat bagi orang sekitar. Sosiopreneur atau bisnis sosial adalah sebuah usaha yang menggabungkan misi kewirausahaan dengan misi sosial. Bisnis sosial biasanya lebih mengutamakan kepentingan sosial dibandingkan dengan mencari keuntungan. Jadi keuntungan yang didapat biasanya untuk kegiatan sosial atau orang-orang yang di bawah garis kemiskinan.
Beberapa tahun belakangan ini bisnis sosial sedang trend di Indonesia. Biasanya mereka terbentuk karena sebuah persoalan yang lingkungan mereka alami bahkan mereka sendiri yang mengalaminya.
Sehingga mereka mengajak orang-orang yang senasib dengannya untuk berbisnis bersama. Bisnis sosial berbeda dengan kegiatan sosial yang biasanya mengumpulkan dana untuk dibagikan ke dalam kegiatan sosial tapi mereka lebih berusaha membuat suatu produk yang kemudian di pasarkan yang akhirnya keuntungannya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan sosial.
Seorang yang melakoni bisnis sosial bisa dikatakan sebagai reformis dan revolusioner karena mereka bisa melakukan perubahan yang mendasar dalam sektor sosial. Sebelum melakukan suatu bisnis biasanya mereka menyurvei terlebih dahulu apa akar masalahnya kemudian baru mengobati gejalanya. Setelah itu baru mereka melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
Bisa dibilang seorang sosiopreneur adalah agen perubahan. Dan meskipun mereka melakukan perubahaannya dalam skala lokal. Namun, bisa merangsang perubahan secara global karena bisnis sosial yang sukses mereka lakukan membuat inspirasi banyak orang yang kemudian mereka ingin mencoba mengaplikasikan.
Berikut 5 Bisnis Sosial yang Berdampak Besar di Masyarakat
  1. Bisnis Hijab Nalacity yang Memberdayakan Mantan Penderita Kusta



Anak muda yang melakoni bisnis komersial itu banyak lalu bagaimana dengan bisnis sosial? Sangat langka tentunya bukan? Karena membangun bisnis tidaklah gampang sehingga tak banyak orang yang mau membangun bisnis sosial dengan alasan bisnisnya sendiri belum mendapatkan keuntungan apalagi jika membangun bisnis sosial.
Namun, hal tersebut tidaklah berlaku bagi Hafiza Elvira Nofitariani. Gadis berusia 25 tahun ini menjadi seorang direktur dari Nalacity Foundation yang memberikan pembinaan kepada Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) di Kota Sitanala Tanggerang. Para mantan penyakit kulit berbahaya tersebut dia ajarkan bagaimana cara menjahit hijab dan aksesoris yang kemudian di pasarkan.
Bagi lulusan Keperawatan Universitas Indonesia ini, mengajak para mantan penderita kusta memang tidak mudah. Pastinya bukan karena ketakutannya akan tertular penyakit tersebut namun karena pandangan sinis para penderita kusta. Mereka pikir Hafizah adalah seorang penipu yang berkedok untuk menawarkan bisnis. Namun Hafizah tak mau berkecil hati perlahan-lahan dia meluluhkan para OYPMK. Hingga mereka mau menjalankan bisnis bersama dengan menjahitkan hijab-hijab yang bahannya dari Hafizah.
Awalnya Hafizah memang hanya menjalankan sebuah program sosial Nalacity di universitasnya yang bernama Indonesia Leadership Development Program (ILDP) Universitas Indonesia. Namun karena melihat potensi para mantan penderita kusta yang luar biasa dia akhirnya secara swadaya bersama teman-temannya melanjutkan program ini secara mandiri.
Hafizah memilih berbisnis hijab, karena saat dia melakukan survei terhadap warga di Sitanala, kaum hawanya rata-rata memiliki kemampuan menjahit meski fisiknya sudah tak lagi sempurna. Sehingga dipilihlah bisnis hijab tersebut. Apalagi bisnis tersebut memang pas dengan trend hijabers beberapa tahun belakangan ini. Berbeda dengan hijab kebanyakan, hijab yang diproduksi oleh Nalacity ada hiasan berupa manik-maniknya sehingga kemudian dikemas unik berbentuk segitiga dan kini bisnis Nalacity sudah berkembang hingga di ekspor sampai Kota Qatar.
  1. Es Krim Osiris Hanya Memperkerjakan Kaum Difabel Saja


Penyandang Difabel menurut Undang-Undan No 13 Tahun 2003 pada pasal 5, sebuah perusahaan yang memiliki karyawan 100 karyawan minimal memperkerjakan 1 orang difabel. Namun pada kenyataan kaum difabel tetap saja kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
Sehingga membuat 5 mahasiswa dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk melakukan pendampingan kepada komunitas Difabel di Desa Sidomulyo Bantul. Mereka adalah Aldo Egi Ibrahim, Sheila Reswari, Ali Bachtiar Sirry, Muhammad Andira Barmana, dan Nur’aini Yuwanita Wakan. Mereka melakukan riset mengenai potensi desa yang memang banyak penyandang difabel. Jumlahnya mencapai 90 orang. Kebanyakan dari mereka menjadi difabel akibat dari penyakit polio dan ada juga yang menjadi korban gempa tahun 2006 silam.
Dari salah satu dari kelima mahasiswa tersebut Sheila  yang tetap melanjutkan pendampingan kaum difabel. Karena hasil survei menunjukkan bahwa yang paling potensial di daerah tersebut adalah buah naga sehingga diputuskanlah membuat es krim yang terbuat dari buah naga yang diberi nama es krim Osiris.
Meski usianya masih muda namun usaha Sheila dan timnya tidak sia-sia. Karena es krim Osiris  bukan hanya meningkatkan taraf hidup penyandang difabel namun usaha ini ternyata berkembang pesat dan mendapatkan apresiasi.
Misalnya di tahun 2015 mereka mendapatkan penghargaan Young Social Entrepreneurs2015 di Singapura yang mendapatkan hadiah sebesar SGD 20.000 atau sekitar Rp 200 juta yang kemudian digunakan untuk membangun pabrik es krim dan membeli motor khusus penyandang difabel (motor roda tiga) agar bisa menjajakan es krimnya.
Selain itu menunjang pemasaran dibuatlah sebuah kedai es krim agar pembeli tak hanya membeli es krim lalu dinikmati di rumah namun bisa langsung dinikmati di kedai. Warung es krim tersebut hanya dikelola oleh penyandang difabel dan keluarganya saja. Joko Susilo (40), penjaga Kedai Ice Cream Osiris sekaligus Ketua Komunitas Difabel Bangkit Maju Desa Sidomulyo mengatakan es krim Osiris lakunya bisa 150 cup namun jika weekend bisa mencapai 300 cup. Selain menjual di kedai, Osiris juga disuplai ke Kopma Universitas Gajah Mada dan berkat bantuan pemerintah bisa di buka di pinggir jalan.
Bisnis sosial ini memiliki tiga konsep yaitu pemberdayaan difabel dan keluarganya, lalu jaminan pendidikan dan kesehatan bagi difabel dan keluarga tidak mampu. Dari konsep tersebut ada hasil yang disisihkan dari penjualan ice cream Osiris untuk membantu para penyandang difabel baik untuk biaya pendidikan maupun kesehatannya.
  1. Produksi Keset yang Memberi Lapangan Kerja kepada 150 Kaum Difabel

Ketika kekurangan pada fisik menyebabkan sebagian orang memilih untuk meminta-minta namun pantang bagi Irma Suryati. Dirinya justru membuka lapangan pekerjaan untuk 150 orang penyandang difabel yang nasibnya sama dengan dirinya. Irma bersama sang suami yang juga penyandang difabel membangun usaha kerajinan keset dengan modal kain-kain perca yang berasal dari industri garmen yang kebetulan tak jauh dari rumahnya.
Jika dipikir di awal memang tidak mungkin membangun usaha keset hingga sebesar ini. Sehingga sanggup memperkerjakan 2500 karyawan yang 150 di antaranya adalah penyandang difabel. Apalagi Irma dan suami sama-sama mengalami kecacatan di kaki, lumpuh layu lemas akibat terkena penyakit polio sejak masih anak-anak. Hingga memaksanya untuk berjalan menggunakan tongkat. Namun Irma yang dibantu suami membuktikan bahwa seburam-buramnya sebuah kehidupan bahwa ada harapan dan selalu ada celah yang bisa membawa berkah.
Berkat kegigihan ke duanya, Irma pun mendapatkan berbagai penghargaan yaitu Wirausahawati Muda Teladan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (2007), Perempuan Berprestasi 2008 dari Bupati Kebumen, dan Penghargaan dari Jaiki Jepang, khusus untuk orang cacat. Awalnya Irma bersama sang suami membuat keset bukan untuk usaha melainkan kebutuhan sendiri.
Namun kesetnya dilirik oleh tetangga karena keunikannya dilukis oleh sang suami. Karena banyak yang berminat, Irma pun berpikiran untuk membuka usaha kecil pembuatan keset saja dan saat itu baru dibantu oleh 5 orang karyawan.
Usahanya pun semakin lama semakin berkembang sehingga rumah Irma tak cukup lagi untuk menampung keset-kesetnya. Sehingga di tahun 2002 mereka memutuskan untuk pindah ke Kebumen Kampung Halaman sang suami. Dengan membeli rumah di Jalan Karang Bolong kilometer 7, Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kebumen.
Setibanya di sana, Irma langsung membentuk usaha berbadan Hukum dengan nama Usaha Dagang Mutiara Equipment. Kemudian Irma juga membentuk Pusat Usaha Kecil Menengah Penyandang cacat. Meski usahanya telah sebesar sekarang, namun jangan pikir Irma tak memiliki kesulitan karena di awal mengembangkan usahanya dia mengalami kesulitan untuk mengorganisasi masyarakat di sekitarnya. Namun Irma tak putus asa dia tak mau menyerah, dia mendatangi penduduk dari satu rumah ke rumah yang lain untuk mengajari mereka membuka kesey kemudian mengajari mereka membuka usaha.
Meski telah mengajari namun Irma tetap mendapat cemooh dan rasa tidak percaya dari masyarakat karena melihat kecacatannya. Namun Irma tak patah semangat, bahkan Irma memberikan mesin jahit dan pasokan bahan kepada para  ibu rumah tangga yang produktif. Selain para ibu rumah tangga dan penyandang cacat yang dijadikannya karyawan, Irma pun mulai memperkerjakan para waria dan pekerja seks komersial agar mereka berhenti melakoni pekerjaannya yang negatif itu.
Kini tiap bulan Irma bisa mendatangkan 10 ton kain sisa dari Semarang, dan bisa menghasilkan omzet yang mencapai Rp 40-50 juta. Kesetnya kini bisa ditemui di gerai-gerai yang tersebar di beberapa Kota, dan salah satunya miliki Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Karena Irma pernah beberapa kali bertemu dengan Kemenpora saat itu, Adyaksa Dault yang pernah mengajaknya melihat pameran di Melbourne, Australia mewakili Indonesia dalam pameran kerajinan.
Dari situlah awalnya Irma bisa memasarkan produknya ke luar negeri, yakni Australia, Jerman, Jepang, dan Turki. Kini usaha keset Irma sudah memproduksi 42 macam keset ada dengan bentuk yang beraneka macam mulai dari elips, bunga hingga hewan.
  1. Ketika Bank Sampah Turut Membangkitkan Perekonomian Daerah


Bisnis sosial yang beberapa tahun ini sedang digandrungi adalah bank sampah. Karena jika dulu sampah dianggap sesuatu yang menjijikkan dan sepatutnya dibuang namun beberapa tahun ini sampang justru sesuatu yang menjual dan menghasilkan banyak uang. Bahkan bisnis ini telah mendapat lampu hijau dari pemerintah. Agar bisa menyelesaikan dua masalah bangsa yaitu kemiskinan dan kebersihan.
Bahkan Bank Sampah kini telah diatur dalam UU nomor 18 Tahun 2008 yang mengatur tentang pengelolaan sampah dan UU Nomor 81 Tahun 2012 yang mengamati perlunya ada perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yakni dari paradigma kumpul-angkit-buang yang menjadi pengolahan dan bertumpu pada pengurangan dan penanganan sampah.
Bank sampah sendiri memang bukan seperti bank pada umumnya yang tempat menyimpan uang. Namun seperti halnya bank konvensional bank sampah memiliki sitem manajerial yang operasionalnya dilakukan oleh masyarakat dan memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat. Sampah yang disetorkan oleh masyarakat tak bisa langsung disetorkan namun harus dipilah terlebih dahulu sesuai dengan jenisnya apakah itu kaca, plastik, kertas dan metal setelah ditimbang maka baru bisa ditukarkan dengan uang/
Jika menengok ke belakang bank sampah sebenarnya bukanlah program pemerintah namun sebuah kesadaran seorang dosen politeknik Kesehatan Lingkungan di Yogyakarta. Karena melihat banyaknya sampah yang berserakan akhirnya dia pun mencetuskan sebuah ide mendirikan Bank Sampah Gemah Ripah yang dia bangun di dusun Bandengan yang terletak di wilayah perkotaan Kabupaten Bantul pada tanggal 23 Februari 2008.
Di awal bisnis sosial ini sama sekali tidak menggunakan dana untuk modal, hanya menggunakan konsep 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle. Meskipun tak menggunakan modal, dua bulan pertama Bambang merasakan kesulitan mengajak masyarakat berbisnis sampah ini. Ia pun mencari ide dengan mengajak anak-anak untuk menyetorkan sampahnya ke bank. Karena anak-anak yang menyetorkan sampah ke bank mendapatkan uang akhirnya para orang dewasa pun tertarik ikutan. Hingga akhirnya berkembang hingga sekarang. Bahkan sekarang pemerintah memberlakukan kebijakan yakni tak akan memberikan piala adipura kepada kota yang tidak memiliki bank sampah sehingga hampir semua daerah kini memiliki bank sampah.
  1. IBEKA terangi Desa-Desa di Indonesia

Masyarakat di Pulau Jawa mungkin jarang merasakan bagaimana gelap gulita karena memang aliran listrik sangat kuat di sana. Namun halnya dengan di berbagai daerah lainnya, gelap gulita sudah akrab bagi mereka. Adalah Tri Mumpuni atau akrab dipanggil Bu Puni seorang pebisnis sosial yang menerangi desa Indonesia satu persatu melalui (Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan) IBEKA.
Bersama sang suami, Iskandar Kuntoadji menawarkan konsep IBEKA yaitu Pembangkit Listrik Bertumpu Pada Masyarakat. Yang membuat Pembangkit Listrik skala mikro di desa terpencil dengan menggunakan sumber air setempat. Mereka berdua mengajak para masyarakat untuk terlibat langsung pembangunan dan pengelolaan pembangkit listrik mikro di desa masing-masing.
Masyarakat tak mendapatkan listrik gratis namun harus membayar lewat koperasi yang telah mereka bentuk sendiri. Setelah uang dari masyarakat terkumpul, maka uang tersebut digunakan untuk memelihara pembangkit listrik setempat. Setelah listrik jadi bukan berarti telah selesai namun Tri mengajak masyarakat untuk memanfaatkan listriknya untuk kegiatan produksi sesuai dengan potensi desa yang dimiliki.
Sistem listrik yang dibangun Direktur IBEKA bersama sang suami bukan hanya menguntungkan bagi masyarakat yang dialiri listrik namun juga PLN dan pemerintah. Mengapa? Karena rakyat yang tadinya tidak memiliki penerangan kini tak lagi terpinggirkan. Sementara PLN tak perlu investasi. Karena yang menginvestasi adalah rakyat sementara keuntungan pemerintah harga listrik mikrohidra.
Kira-kira ada 60 Desa yang telah berhasil diterangi oleh IBEKA.  Mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Tana Toraja (yang paling banyak), Sulawesi Selatan, dan Sumba. Lalu di Papua dan Kalimantan Timur serta Maluku dan Seram Barat.

Rabu, 25 April 2018

Menanamkan Kewirausahaan Kepada Anak Hebat Anak Indonesia



TANGERANG - Sebanyak 150 siswa sekolah dasar, 17 guru dan 20 relawan meramaikan ajang Anak Hebat Anak Indoenesia (AHAI) yang digelar di MI Miftahul Huda, Kabupaten Tangerang, Sabtu (23/04/18).
AHAI merupakan program yang dirancang oleh PT Sociopreneur Hub Indonesia untuk menanamkan jiwa kewirausahaan dini untuk siswa sekolah dasar. Ajang ini dilaksanakan bekerja sama dengan Program Studi Technopreneurship dan Agribusiness Surya University.
AHAI dirancang sebagai program yang memberikan pembekalan mengenai kewirausahaan dini dengan mengembangkan berbagai karakteristik seperti empati, kreativitas, imajinasi, kerja sama tim, dan kemampuan berkomunikasi pada siswa sekolah dasar.
Dengan tujuan utama yaitu membangun anak Indonesia yang kreatif dan inovatif, AHAI berkomitmen dalam membangun anak Indonesia yang kreatif, percaya diri, mampu menciptakan nilai tambah, dan kolaboratif melalui serangkaian modul permainan.
Acara AHAI dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan diikuti dengan kata sambutan oleh Christian Putera selaku ketua acara AHAI dan Hasan Basri sebagai kepala sekolah MI Miftahul Huda.
Beberapa aktivitas AHAI meliputi permainan chocopops (membentuk remahan biskuit menjadi bola-bola biskuit menggunakan berbagai macam bahan makanan), pot tarian jari-jari (melukis menggunakan tangan sebagai pengganti kuas), bintang impian (memperkenalkan berbagai macam profesi dan memotivasi siswa untuk meraih cita-citanya), dan menanam mimpi (menanam tumbuhan).
“AHAI memberikan stimulus pada anak-anak mengenai pentingnya empati, kreativitas, dan inovasi. Anak-anak juga diberikan sebuah pembekalan melalui pemecahan masalah (problem solving), berpikir secara kritis (critical thinking), dan memupuk sifat percaya diri (self-esteem),” ujar Christian.
Tidak hanya mengedukasi anak-anak, AHAI juga menyelenggarakan seminar yang ditujukan kepada para guru MI Miftahul Huda dan Penegak Pramuka.
Seminar dipandu oleh dosen-dosen dari Program Studi Agribusiness dan Program Studi Technopreneurship, Surya University. Bersama Venty F. Nurunisa dan Desriana Maya Sari, para guru dan Penegak Pramuka diberikan pembekalan mengenai manfaat lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, pembuatan media vertical garden dengan botol bekas, dan pembuatan pupuk kompos dari limbah sampah rumah tangga.
Seluruh rangkaian kegiatan AHAI bertujuan untuk membentuk semangat kewirausahaan anak-anak Indonesia dan membentuk tenaga pengajar yang bisa membantu membangun generasi masa depan yang kreatif dan inovatif.
“Acara seperti ini penting kepada anak mengenai bagaimana pendidikan dapat dikemas dalam berbagai bentuk. Kedepannya acara ini dapat memberikan alternatif bentuk pendidikan yang lebih beragam lagi dengan tema yang tentunya relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia,” kata Venty (adk/jpnn)

Selasa, 24 April 2018

5 Sociopreneur Indonesia paling inspiratif

Mereka membuktikan wirausaha dengan membantu sesama bikin kesuksesan makin mudah digapai.
Berawal dari permasalahan sosial hingga saat ini yang masih banyak ditemui di Indonesia. Beberapa orang ini tergerak hatinya untuk menjalankan usaha yang tidak hanya untuk mengambil keuntungan semata, tetapi ada upaya untuk menolong sesama yang membutuhkan bantuan.
Dari latar belakang belakang yang berbeda mereka punya satu tujuan yang sama yaitu bermanfaat bagi sesama berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Sudah banyak penggerak sociopreneur Indonesia yang sukses dan pastinya sangat menginspirasi.
Berikut 5 sosok Sociopreneur Indonesia yang buktikan wirausaha dengan membantu sesama bisa sukses.


1. Gamal Albinsaid

Foto: Instagram/@gamalalbinsaid

Dilatarbelakangi oleh kisah nyata. Jakarta, 5 Juni 2005 lalu, Dokter Gamal menyaksikan sendiri seorang anak bernama Khaerunissa tidak bisa pergi berobat dan menghembuskan nafas terakhirnya di gerobak sampah ayahnya. Bocah tiga tahun itu menderita karena diare berkelanjutan. Khaerunissa tidak bisa ke dokter hanya karena ayahnya tidak memiliki uang untuk berobat.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, ia pun mendirikan Klinik Asuransi Sampah. Masyarakat kurang mampu bisa mendapatkan fasilitas kesehatan dengan menukarkan sampah. Atas ide inovatifnya tersebut, ia pun meraih banyak sekali penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri.



2. Alfatih Timur

Foto: Instagram/@alfatihtimur

Berawal dari keinginan gotong royong yang memfasilitasi kebutuhan dana masyarakat untuk berobat maupun sebagai sarana beramal kepada yang terkena musibah. Timi bersama rekannya mendirikan kitabisa.com.
Pendirian kitabisa.com sendiri terinspirasi saat dirinya melakukan riset terhadap situs-situs penggalangan dana yang ada di dunia, salah satunya crowdfunding.com. Di tahun 2017, kitabisa.com berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 162,8 miliar. Di tahun 2016, ia pun dinobatkan sebagai salah satu 30 Under 30 Forbes Asia atas inovasinya tersebut.

 3. Azalea Ayuningtyas

Foto: Instagram/@duanyam

Masalah malnutrisi yang diidap para ibu dan anak-anak di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada saat itu sudah sedemikian serius. Sekitar 45 persen anak-anak dan 50 persen ibu-ibu yang tinggal di wilayah tersebut menderita malnutrisi.
Ayu, lulusan Harvard University, Amerika, ini, bersama 6 orang rekannya membangun kewirausahaan sosial di Flores. Lewat Du’Anyam, Ayu dan teman-temannya membantu  ibu-ibu dan wanita di 15 desa di Flores untuk lebih banyak menghasilkan produk kerajinan anyaman dari daun lontar dengan menghasilkan tas, sepatu, dan beragam souvenir serta produk kerajinan berbahan daun lontar lain. Hingga saat ini, ada 12 hotel di Bali yang telah menjadi mitranya. Du'Anyam juga menitipkan produknya ke sejumlah mal seperti Pacific Place dan Grand Indonesia.

4. Agis Nur Aulia

Foto: Instagram/@aguskunfath

Banyak pemuda yang enggan terjun di bidang pertanian karena dianggap tak menjanjikan atau kurang bergengsi. Tapi hal itu tak berlaku bagi Agis, sarjana muda cumlaude dari Univeritas Gajah Mada malah serius menggarap pertanian terpadu dan mengajak anak muda lainnya untuk ikut bertani.
Pasca mengikuti program Indonesia Bangun Desa (IBD), Agis memutuskan kembali ke kampung halaman untuk mengembangkan potensi di desanya. Keinginannya untuk berkontribusi mewujudkan swasembada pangan, mendorong Agis merintis usaha peternakan sapi perah, kambing etawa, dan domba. Lewat model pertanian dan peternakan yang ia gagas, sudah lebih dari 500 petani belajar di Jawara Banten Farm. Ini menurutnya berlum termasuk petani-petani yang setiap bulannya datang dari berbagai daerah mulai dari Aceh, Yogyakarta, Jawa Barat bahkan petani dari NTT. Mereka kebanyakan ingin mencontoh model pertanian yang dibangun oleh Jawara Banten Farm.

 5. Dea Valencia

Foto: Instagram/@deavalencia

Wanita lulusan Universitas Multimedia Nusantara, Tanggerang ini. Memang selalu memiliki cita-cita untuk menjadi social culture entrepreneur yang mampu membawa batik ke pasar internasional.
Dea tidak bekerja sendiri. Kepekaannya terhadap kaum difabel membuat Dea ingin pula memberdayakan mereka. Di bisnis yang ia jalani, Dea dibantu dan didukung penuh oleh 80 orang karyawan, 40 orang di antaranya merupakan kaum difabel yang memiliki semangat dan kerja keras. Batik Kultur Dea pun semakin sukses bukan hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, dan beberapa negara lainnya. Dan kini meski usianya masih muda, Dea mampu meraup omset hingga milyaran rupiah dari usaha batiknya.
Tertarik untuk menjadi Sociopreneur sukses?
Yuk kita dukung dan doakan mereka yang sedang berjibaku wirausaha untuk membantu sesama.

Senin, 23 April 2018

“Memetik” Inspirasi dari 18 Pengusaha Sukses di Indonesia


Menjadi pengusaha yang sukses tentunya akan menginspirasi banyak orang. Karena pengalaman mereka yang membuat mereka bisa sukses dan bertahan hingga sekarang. Bahkan ada seorang pengusaha yang bisa sukses karena kata-kata inspiratif yang dia buat sendiri kemudian dia tuliskan dalam sebuah buku harian dan dia tanamkan dalam hati.
Berikut 18 inspirasi dari pengusaha sukses Indonesia dari berbagai macam jenis usaha, pendidikan, latar belakang hingga usia. Berikut inspirasinya;
  1. Safir Senduk

Kehadiran tanggal muda pastinya selalu ditunggu oleh sebagian besar karyawan. Bukan karena apa, karena di tanggal tersebut mereka gajian. Namun tidak bagi Safir Senduk, dalam  Quote inspirasinya dia menyebutkan bahwa,
“Istilah tanggal tua dan tanggal muda hanya muncul dari mereka yang penghasilannya Cuma sekali sebulan. Kalo penghasilan Anda berkali-kali dalam sebulan ga ada istilahnya tanggal tua-tanggal muda rasanya seperti baru lahir terus”.
Pengusaha sekaligus motivator tersebut pun memotivasi dengan kata-kata Jangan terikat pada satu sumber penghasilan. Miliki Sumber Penghasilan lain diluar apa yang sudah Anda punya saat ini. Dirinya memang selalu membuat orang ingin membuka bisnis saja dibandingkan hanya menjadi karyawan.
Dan tak sedikit orang yang ingin membuka bisnis berkonsultasi padanya, bagaimana cara membuka dan bisnis dan bisnis apa yang bagus. Safir pun menjawab dengan kata,
”Bisnis apa yang paling bagus jawabannya bisnis yang dijalankan. Bukan yang direncanakan, dibicarakan atau diwacanakan melulu tapi ga dibuka-buka. Dan Kalo mau bisnis jangan kebanyakan dipikir, dihitung, dan dianalisa, dijamin ga buka-buka bisnisnya.”
Benar bukan kata-kata Safir Senduk?
  1. Nadiem Nakariem
17 Inspirasi dari Pengusaha Sukses Indonesia
Siapa yang kenal Nadiem Makariem, namanya menjadi terkenal setelah hasil karyanya berupa ojek online, Go-Jek banyak digunakan di beberapa Kota Metropolitan. Nadiem menjadi salah satu wirausaha muda yang menginspirasi banyak orang.
Wajar jika dirinya menginspirasi karena meski lama tinggal di luar negeri dan hidup dari keluarga yang berkecukupan Nadiem tak segan untuk nongkrong bareng dengan tukang ojek di dekat rumahnya.
Menurutnya untuk memahami kehidupan seseorang tak ada salahnya jika kita berbincang-bincang dengan mereka dari sana justru banyak pelajaran yang bisa diambil. Sebagai buktinya adalah Go-Jek yang memang terinspirasi dari masalah tukang ojek yang kesulitan dalam mencari penumpang.
Berikut kata-kata Nadiem yang menginspirasi
“Jadilah sosok yang hobi belajar. Teruslah belajar. Dalam hidup kumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya untuk membantu kehidupanmu. Setelah itu fokuskan bisnismu pada solusi misalnya Gojek yang bisa di pesan kapan pun, di mana pun, dan harga yang pasti membuat layanan Gojek menjadi favorit bagi kaum urban Jakarta.”
“Untuk memulai bisnis juga harus jeli untuk melihat kesempatan dan waktu yang tepat untuk launching produk. Bisa terlihat dengan suksesnya Gojek terlihat dari Gojek muncul di waktu yang tepat karena melihat kebutuhan warga Jakarta yang membutuhkan transportasi umum nyaman, aman, murah dan cepat sampai.”
“Ada kecenderungan orang untuk takut untuk memulai ide bisnis atau usaha terutama jika ide tersebut tidak terlalu dikuasai untuk berani kita harus menggali.
“Setelah launching produk, maka manfaatkanlah momentum tersebut.” Terlihat dari ketika berada di puncak kesuksesan Gojek tak berpuas diri, dia justru melebarkan sayap Gojek menjadi Go-Ride, Go-Car-Go Food, Go-Send, Go-Mart, Go-Box, Go-Massage, Go-Clean, Go-Glam, Go-Tix, Go-Busway, Go-Pay, Go-Med, Go-Auto, Go-Pulsa.
  1. Bob Sadino
17 Inspirasi Pengusaha Indonesia
Meski Bob Sadino telah meninggal sejak tanggal 19 Januari 2015 silam namun pebisnis ini masih tetap menginspirasi. Mungkin Anda sering mendengar kisah jatuh bangunnya membangun sebuah bisnis salah satunya bisnis telur ayam negeri dan sayuran organik yang awalnya dia jual dari pintu ke pintu dan ditolak hingga dicaci maki oleh customernya. Hingga akhirnya dia membuahkan hasil yang akhirnya menjadi Swalayan Kemchicks yang terletak di Pacific Place dan Kemang Raya.
Berikut kata-kata inspirasi Bob Sadino yang paling melegenda
“Kamu Ini Bangun Pagi, Mandi Pamit Kerja, Pake Seragam, Kaki di Bungkus Sepatu, Berangkat Pagi Pulang Sore Bayaran Nggak Seberapa. Kerja Apa Dikerjain”
“Banyak Orang Tanya, Bisnis Apa yang Bagus? Jawabnya, Bisnis yang bagus adalah yang dibuka bukan yang ditanyakan terus!!!”
“Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya usaha sendiri. Ketika sukses orang goblok akan mempekerjakan orang pintar”
“Saya Bisnis itu Cari Rugi Sehingga Jika Rugi Saya Tetap Semangat dan Jika Untuk Bertambahlah Syukur Saya”
“Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang Goblok itu berjuang keras untuk sukses bisa bayar pelamar”
“Buat apa kalian sekolah tinggi-tinggi hanya untuk jadi karyawan? Udah keluar Aja!”
“Berhenti Membuat Rencana, Melangkahlah!
Setinggi apa pun pangkat yang dimiliki, Kamu tetaplah pegawai. Sekecil apa pun usaha yang kamu punya, kamu adalah bosnya
  1. Bong Chandra

Pengalaman terbentuk dari satu kali kesalahan, insting terbentuk dari beberapa kali kesalahan. Saya pernah kehilangan motivasi tapi saya tidak pernah kehilangan tujuan. Tujuanlah yang membuat saya termotivasi lagi.
Kata-kata tersebut memang sangat membuat inspirasi bagi para pebisnis yang kehilangan motivasi. Karena dalam setiap berbisnis tak dipungkiri pernah melakukan kesalahan sehingga ada perasaan untuk meninggalkan sebuah bisnis. Namun bagi Bong Chandra, pengusaha yang kaya di usia muda ini pun pernah melakukan kesalahan dalam sebuah bisnisnya. Namun dirinya yakin pasti ada jalan keluar.
Seperti kata-kata motivasinya
” Jalan Keluar selalu datang di saat-saat terakhir karena jalan keluar tidak cukup untuk semua orang. Tuhan menunggu mereka bersabar sampai akhir.
“Niatkan bisnis kita untuk menaungi orang banyak, jadi bolehlah kita berharap kepada-NYA agar bisnis kita dibesarkan.”
“Ketika Anda menolong orang lain, sesungguhnya Anda sedang membuat jalan bagi orang lain dan bagi Tuhan untuk menolong Anda.”
“Ketahuilah bahwa orang sukses tidaklah sehebat yang kita bayangkan. Mereka hanya sedikit lebih cepat dan sedikit lebih berani.”
“Bagaimana mungkin masih ada orang yang takut kehilangan padahal mulai saja belum.”
”Dan terkadang kita iri melihat kesuksesan orang lain padahal, “orang sukses tidakklah sehebat yang kita bayangkan mereka hanya sedikit lebih cepat dan lebih berani”
Bahkan ejekan adalah makan sehari-haranya seperti yang dia katakan,”Ejekan adalah sarapan saya, penolakan adalah makan siang, sedangkan kritikan adalah makam malam”
Namun hal tersebut tidak membuat surut pria kelahiran 1987 ini bukan?
  1. Wiliam Tanuwijaya Tokopedia
Wiliam Tanuwijaya Tokopedia
Masa lalu memang tak bisa mengubah apa-apa namun masa depan bisa mengubah segalanya. Hal tersebutlah yang diyakini oleh Wiliam Tanuwijaya. Seperti kata-katanya,”Saya sangat percaya, walaupun masa lalu tidak bisa kita ubah, masa depan ada di tangan kita sendiri.”
Selain itu bagi seorang Wiliam, kesuksesan itu bukan milik pribadi melainkan juga miliki orang lain. Sesuai dengan kata-katanya yang penuh inspirasi, “Kami Percaya Kesuksesan Itu Hanya Diraih Dengan Cara Membantu Orang Lain Menjadi Lebih Sukses”
  1. Andrew Darwis Kaskus
inpirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Terkadang kita salah dalam mengambil keputusan sehingga kita harus memiliki waktu untuk merenung. Namun jangan terlalu lama kita harus bergerak. Itulah yang dikatakan oleh Pendiri Kaskus Andrew Darwis sesuai dengan kata-kata inspirasinya yang patut kita renungkan “Kita harus persistence; tidak mudah menyerah. Kalau tahu ternyata keputusan yang kita ambil salah, berusahalan untuk mencari jalan keluarnya. Fix the problems, find the solutions!”
Selain itu Andrew Juga Memiliki kata-kata yang sangat membuat para pebisnis yang sedang putus asa bangkit lagi seperti
“A leader must invest his time to groom ‘the giants’, then your company will be a company of giant. If you hire a dwarf, your company will be a company of dwarf.”
“if you believe in something, do it. Be humble no matter how good you are because there must be someone better than you. Never stop learning. Believe in yourself, believe in your dreams” – Andi Sadha, Managing Partner Active Media.
  1. Edvan M Kautsar
inpirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Tak kalah tenar dengan Andrew Darwis, Edvan M Kautsar pun memiliki pesona yang sama ketika memotivasi para wirausahawan. Seperti kata-katanya berikut ini
Jangan Pernah Berhanti Belajar Untuk Bisa Menjadi Orang Bijak. Karena Setiap Pilihan dalam Hidupmu Ditentukan Oleh Kebijakanmu.
Lebih baik terus berpikir positif walaupun itu salah daripada berpikir negatif sekalipun itu benar. Berpikir positif tidak akan merugikan hidup kita.
  1. Dahlan Iskan
inpirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Jika mendengar Dahlan Iskand orang pasti mengenalnya dengan pejabat di negara Indonesia. Namun jangan salah sebelum  menjadi Menteri BUMN di era SBY, Dahlan sudah sukses sebagai pengusaha media.
Menjadi seorang pengusaha ternyata membuat Dahlan yang dulu sangat miskin menjadi orang yang kaya dan populer. Namun kesuksesan Dahlan memang bukanlah instan. Bertahun-tahun dia merintisnya. Sesuai dengan kata-katanya, “ Orang Hebat Tidak Dihasilkan dari Kemudahan, kesenangan dan kenyaman. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan air mata.”
“Kalau kamu mendapat tantangan dalam bisnis, jangan menyerah. Itulah seni dalam berbisnis. Karena kali tanpa jeram hanyalah sebuah aliran air yang membosankan. Nikmati saja setiap tantangannya. Ini proses untuk menjadikan kita orang besar. Dengan tantangan inilah kita akan menjadi semakin tangguh dalam berbisnis.”
  1. Achmad Zaky
inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Siapa yang tidak mengenal Achmad Zaky, baik nama perusahaannya Bukalapak.com maupun wajahnya yang kerap muncul di dunia maya maupun nyata. Zaky kini bukan sekedar CEO yang sukses dalam dunia startup namun dia juga sukses menularkan kisah-kisah inspiratifnya.
Karena hampir semua anak muda dipaksa oleh orang tuanya untuk menjadi PNS saja sama seperti dirinya yang ibunya menginginkannya menjadi PNS saja. Makanya dia selalu mengataka, “ Kisah inspiratif Itu Sayang Jika  Hanya Disimpan Sendiri Harus Dibagikan Agar Bisa Membuat Orang Terinspirasi dan Ikut Berkarya”
Selain itu, dia tak percaya yang namanya kebetulan. Baginya “Keberuntungan hanya menghampiri mereka yang mempersiapkan. Proses panjang yang sudah dilalui membuatnya siap saat kesempatan Datang.”
Begitu juga dengan masa muda, baginya tak boleh disia-siakan. Jadi wajar jika dia sukses di usianya yang masih muda. Karena dia selalu mengatakan, “ Masa muda adalah masa kritis yang tidak boleh disia-siakan. Ambil Semua kesempatan yang ditawarkan. Di sinilah kamu akan tahu apa yang benar-benar ingin dilakukan. “
Dan ada lagi kata-kata inspirasinya yang sungguh memesona yakni “Kualitas hidup sesungguhnya adalah seperti kualitas kopi dalam cangkir. Apa pun bentuknya dan kualitas cangkirnya kopi yang baik tetaplah terasa nikmat bagi siapa pun yang meminumnya.”
  1. Yasa Singgih
inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Jika pemuda di usianya sibuk dengan percintaan dan pesta namun tidak bagi Yasa Singgih. Dirinya sukses menjadi pengusaha muda di usia yang belum genap 20 tahun. Baginya itu tidak masalah seperti kata-katanya, “Jauh Lebih Baik Kita Kehilangan Masa Muda Daripada Kita Kehilangan Masa Depan”  Pernah iri muncul dalam benaknya namun semua itu dia singkirkan demi mencapai kesuksesan apalagi dia sadar  membutuhkan banyak uang karena ayahnya yang merupakan tulang punggung keluarga mengalami penyakit jantung.
Karena sukses itu bukan soal umur, bukan juga soal modal besar atau pintar di kelas. Namun sukses datang dari kerja keras jaringan pertemanan, motivasi yang kuat dan sikap yang baik. Kata-kata tersebutlah yang selalu di tanam di benak Yasa Singgih hingga dia menjadi pengusaha di usianya masih belia.  Dan mampu mendirikan perushaan online yang bernama Republik Men’s.
Selain itu ada kata- kata inspiratif lainnya seperti
Kalau kamu bisa sukses tanpa kuliah, ngga usah ajak orang lain keluar kuliah. Karena belum tentu itu cocok untuk orang lain.
Kunci membuka pintu rezeki, salah satunya dengan IKHLAS melihat orang lain sukses.
Kalo mulai bisnis, jangan terlalu mikirin udah ada pemainnya apa belom, kompetitornya siapa aja. Dibuka aja dulu!
11. Rangga Umara   
                                                         inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia  
Pernah mendengar pecel Lele Lela? Jika iya pria yang bernama Rangga Umara yang mendirikannya. Jika melihat bisnisnya sekarang tak akan ada yang menyangka bahwa pengusaha yang telah memiliki 42 cabang Lele Lela se Indonesia ini  pernah mengalami jatuh bangun dalam berbisnis.
Mulai dari jualannya yang tak laku hingga diusir dari kontrakan karena tak sanggup membayar. Namun Rangga tak putus asa seperti kata-kata inspirasinya
  • Tidak ada orang yang gagal jadi pengusaha. Yang ada adalah orang yang berhenti mencoba
  • Banyak pemimpi yang awalnya ditertawakan, bahkan sampai dibilang gila tapi semua akhirnya bungkam setelah melihat mimpi-mimpinya mewujud jadi kenyataan.
  • Banyak orang cenderung memilih untuk mengganti pekerjaannya, pasangannya, dan teman-temannya. Tapi tidak pernah mempertimbangkan untuk mengubah dirinya sendiri.
  • Buatlah rencana hidupmu sekarang, atau kau seumur-umur menjadi bagian rencana hidup orang lain.
  • Hidup kita tidak bergantung pada prediksi orang, hidup kita bergantung pada pola pikir, mental dan ikhtiar kita sendiri.
Kata-kata tersebut hanya beberapa dari kalimat inspiratif miliknya. Namun banyak kata-kata lain yang dia buat sendiri kemudian dia tanamkan dalam hati hingga sukses seperti ini. Bisa menghasilkan omzet 4,8 milyar per bulan. Kalimat-kalimat inspiratif tersebut telah dia bukukan dengan judul Dream Book.
  1. Chairul Tanjung
inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Jika mendengar Si Anak Singkong pasti Anda sudah menebak pengusaha sukses Indonesia, Chairul Tanjung. Orang terkaya no 6 di Indonesia ini dulunya dijuluki anak singkong karena berasal dari kampung dan miskin. Berikut beberapa kata-kata inspirasi si Anak Singkong
  • Ibuku adalah Kunci sukses saya
  • Jujur dan kepercayaan adalah modal awal dan paling dasar dari seorang pengusaha.
  • Lama memang, tapi itu caranya. Semua harus dilewati seperti anak tangga. Satu-persatu, jangan lompat-lompat karena kalau melompat kemungkinan terpelesetnya tinggi.
  • Tanpa kerja keras ini semua omong kosong.
  • Memperjuangkan Ideologi harus Realistis, bukan harga Mati.
  • Selain kerja keras, hal lain yang harus diingat adalah kerja ikhlas. Setelah itu, baru menyerahkan segala hasil kerja keras kepada Tuhan.
  1. Rhenald Kasali
inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Rhenald Kasali, jika mendengar namanya pasti orang lebih mengenalnya sebagai akademisi di Universitas Indonesia. Padahal Rhenald juga seorang pengusaha bahkan bukan sekedar pengusaha. Namun pengusaha di bidang sosial. Dia mengabdikan dirinya dalam sebuah rumah perubahan yang mengajak masyarakat untuk berubah bukan hanya usahanya namun juga pemikirannya.
Seperti kata-kata inspiratifnya,
  • ”Tak peduli seberapa jauh jalan salah yang Anda jalani putar arah sekarang juga. Kata-kata motivasi tersebut ternyata membuat perusahaan-perusahaan besar dan institusi publik melakukan transformasi besar-besaran”
  • “Menjadi wirausaha itu yang utama bukan memiliki modal uang melainkan kepercayaan.”
  • “Carilah teman yang saling melengkapi jadi berteman bukan hanya dengan teman jurusan nanti jika membangun sebuah usaha, berpikir sama-sama telah memiliki kontribusi yang besar padahal”
  1. Merry Riana
inspirasi dari pengusaha sukses di IndonesiaPernah menonton film Mimpi Sejuta Dolar, pemeran utamanya memang Chelsea Island namun tokoh aslinya adalah Merry Riana. Seorang wanita muda yang berhasil meraih sejuta dolarnya di usia 26 tahun. Meraih sejuta dolar di usia belia tentunya tidak mudah. Apalagi Merry saat itu tinggal di daerah perantauan Singapura.
Bahkan untuk mengejar sejuta dolarnya Merry harus melewati perjalanan yang panjang dan menyakitkan. Dirinya bekerja keras bahkan menahan lapar untuk melewati proses tersebut. Kesuksesan tentunya membuat banyak orang terinspirasi sama halnya dengan kata-kata-katanya seperti di bawah ini
  • Berpikir positif adalah pekerjaan yang mudah, yang Anda perlukan hanyalah ‘jangan berpikir negatif’.
  • Hidup ini seperti mengendarai sepeda. Kita akan melaju terus, selama kita masih mengayuh pedalnya.
  • Berubahlah sebelum perubahan itu yang akan memaksa Anda.
  • Hidup mungkin penuh dengan masalah. Tapi selama kamu memberikan yang terbaik & terus berdoa, segalanya akan indah pada waktunya.
  1. Nurhayati Subakat
inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Nama Nurhayati Subakat memang tak setenar produk buatannya, Wardah. Meski begitu salah satu pengusaha wanita yang menginspirasi ini patut diteladani. Karena dirinya mendirikan sebuah usaha bukan sekedar untuk memperkaya dirinya namun berbisnis agar bisa merawat buah hatinya sekaligus membantu perekonomian tetangganya yang dia jadikan karyawan di Wardah.
Nurhayati pernah mengalami massa terpuruk hingga membuatnya ingin menyudahi saja usahanya tersebut. Namun, urung dia lakukan mengingat jika dia bubarkan perusahaannya akan banyak karyawannya yang pengangguran sehingga dia mulai lagi bangkit dari keterpurukan hingga Wardah lebih besar dari sekarang
Berikut kata-kata inspirasi dari Nurhayati
Seseorang itu harus memiliki mimpi yang besar meski banyak yang menertawakan. Semakin banyak yang menertawakan berarti semakin besar mimpimu.
“Kunci kesuksesan dalam berbisnis adalah kejujuran, kedisiplinan, dan kesabaran, yang selalu ia terapkan dalam berbisnis. “Kalau semua nilai-nilai itu konsisten dilakukan dan ditambah pertolongan Allah SWT, Insya Allah akan sukses dalam berbisnis”
  • “Mulailah dari hal yang kecil. Banyak pengusaha pemula yang tidak sabar dan mau langsung menjadi besar dengan cara instan. Dalam berbisnis harus pakai konsep ATM (amati, tiru, dan modifikasi)”
  1. Ippho Santosa
inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Bagi yang sering mengikuti seminar bisnis tentunya tak akan asing dengan nama Ippho Santosa. Seorang pebisnis, motivator hingga penulis. Sebelum menjadi penulis dan motivator, Ippho hanyalah seorang pebisnis yang menggeluti usaha waralaba, mendirikan TK dan PG Khilafah, bisnis salon kecantikan Kadija Slimming, Khalifah Daycare hingga investasi beberapa perusahaan dengan omzet miliaran.
Berikut kata-kata inspirasi Ippho yang mambu membangkitkan motivasi
Belilah kesenanganmu nanti, dengan kegigihan pada saat sekarang” maka jangan terlena dengan masa kesenangan yang bersifat sementara atau jangka pendek. Tetap semangat untuk menggapai kesuksesan dengan keyakinan, salam Dahsyat.
  • Yang nyaman belum tentu baik. Yang serba menantang juga belum tentu baik. Apa yang membuatmu bertumbuh itu yang baik.
  • Kegagalan melatih kita untuk lebih tangguh, lebih sabar dan lebih tawakal dan lebih kreatif.
  • Masa-Masa terburuk kelak akan kita kenang sebagai masa-masa terbaik. Karena sebetulnya setiap masa memiliki sisi baiknya sendiri.
  1. Tung Desem Waringin
inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Gaya marketing penulis sekaligus pebisnis ini pernah menjadi perbincangan hingga dunia internasional. Karena gaya marketingnya yang menaburkan uang Rp 100juta dari atas helikopter untuk mempromosikan bukunya.
Benar saja tebakannya, akibat ulahnya yang menaburkan uang, membuat lebih dari 30 wartawan lokal maupun mancanegara datang untuk mewawancarainya. Dia pun kegirangan karena menurutnya uang Rp 100 juta yang dia taburkan tak ada apa-apanya dibandingkan dengan bukunya yang habis terjual dan namanya menjadi terkenal.
Coba bayangkan berapa biaya yang harus dia keluarkan untuk memasang iklan di surat kabar lokal bahkan mancanegara untuk mempromosikan bukunya. Cukup unik bukan strategi marketingnya?
  • Tertarik mengikuti trik dari Tung Desem? Berikut kata-katanya yang akan membuat Anda tambah terinspirasi
  • Tidak memiliki tujuan lebih menakutkan ketimbang belum berhasil mencapai tujuan.
  • Jika Anda tak tahu kena Anda akan pergi, setiap jalan yang Anda pilih tak akan membawa Anda ke mana pun juga.
  • Ketahuilah apa yang Anda lakukan. Cintailah apa yang Anda lakukan dan Yakinlah pada apa yang Anda lakukan.
  • Perubahan hidup yang paling bermakna dalam hidup adalah perubahan sikap. Sikap yg benar akan menghasilkan tindakan yang benar.
  • Orang Sukses juga takut, ragu-ragu, malas, kuatir. Hanya saja walau takut, ragu-ragu, kuatir, orang sukses tetap TAKE ACTION.
18. Andrie Wongso
inspirasi dari pengusaha sukses di Indonesia
Di dalam sebuah perjalanan tentunya bukan tanpa hambatan. Sehingga bukan dijadikan alasan untuk putus asa dan berhenti mengajar impian. Motivator sekaligus Andrie Wongso  pun selalu mengatakan bahwa dalam menjalankan sebuah usaha tak hanya memerlukan doa namun juga usaha. “Meskipun Tuhan akan membantu jika tanpa disertai dengan usaha mustahil bisa sukses hanya takhayul itu, ”katanya.
Selain itu beberapa kutipan dari Andre Wongso yang bisa menginspirasi Anda
  • Ubah Ejekan menjadi Keberhasilan
  • Kerja Keras Resep Sukses yang Tak Lekang oleh Waktu
  • Dunia Akan Keras Ketika Anda Lunak Terhadap Diri Sendiri. Sebaliknya Dunia Akan Lunak Jika Anda Keras Terhadap Diri Sendiri.
  • 1000 orang tidak percaya pada kemampuan kita itu tidak masalah. Tapi Kalau Kita Tidak Percaya Pada Diri Kita Sendiri Itu Baru Bencana.
  • Jangan Takut Gagal Sebelum Mencoba. Jangan Takut Jatuh Sebelum Melangkah. Kesuksesan Milik Orang yang Berani Mencoba. Ingat Apa-Apa yang Tidak Mungkin Sering Kali Belum Pernah Dicoba.
  • Kita Tersenyum Ketika Kehidupan Berjalan Lancar Itu Biasa. Tetapi Masih Bisa Tersenyum Saat Kehidupan Berjalan Tidak Menyenangkan Itu Baru Luar Biasa.

Minggu, 22 April 2018

Muhammad Abdul Karim, Sociopreneur Muda yang Menemukan Passionnya Lewat Jualan Donat

Mengajar anak-anak disabilitas

Sekarang ini, cabang-cabang entrepreneurship semakin berkembang, salah satunya adalah sociopreneurship, alias kewirausahaan yang berbasis kegiatan kemanusiaan.
Kebetulan, beberapa waktu lalu Youthmanual kenalan dengan seorang sociopreneur muda Tasikmalaya yang semangat banget memajukan daerah di luar kota. Semangatnya hebat, deh, gaes!
Namanya Muhammad Abdul Karim, yang akrab disapa Karim. Social entrepreneur ini adalah alumnus program Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada 2012/2013, juga alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, jurusan Farmasi. Kini Karim aktif sebagai Direktur Eksekutif organisasi Sahabat Pulau dan founder sekaligus CEO wadah pemuda Tasikmalaya, bernama HUB Tasikmalaya.
Bersama Sahabat Pulau, Karim aktif di kancah internasional lewat program-program pengembangan anak muda di dunia. Mereka udah melanglang buana, lho, dari Nepal sampai markas besar PBB di New York.
Yuk, kenalan lebih dekat sama cowok kece ini!

Halo Karim! Aktivitas kamu sekarang apa aja, nih?
Halo juga! Sekarang ini saya lagi aktif sebagai Direktur Eksekutif Sahabat Pulau, sebuah organisasi yang bergerak di bidang volunteering dan community development.
Saya juga aktif sebagai pengusaha metal works dan perabotan muliaabaditasik.com

Kapan dan bagaimana, sih, kamu sadar bahwa passion kamu adalah sociopreneurship?
Dulu, sekitar tahun 2009, saat masih kuliah di Tasikmalaya, saya merasa harus belajar berbisnis, walaupun belum tahu mau berbisnis apa.
Tiba-tiba saya kepikiran jualan donat dan nasi kuning, gara-gara saya kenal sama seorang ibu-ibu yang biasa membuat donat rumahan dan bisa diajak kerjasama.
Alhasil, setiap hari, sebelum mulai kuliah, saya dan dua orang teman berkeliling dari kampus ke kampus untuk menawarkan atau menitipkan donat dan nasi kuning kami untuk dijual di kantin mereka.
Hasil dari penjualannya lumayan. Setiap hari, donat dan nasi kuningnya sering habis terjual, tapi kadang-kadang nggak. Kalau jualan kami lagi nggak habis terjual, biasanya kami membawa donat-donat yang nggak terjual tersebut ke panti asuhan, untuk diberikan kepada anak-anak di sana.
Setelah beberapa lama menjalani usaha tersebut, saya melihat dua hal yang membuat saya ingin mempelajari sociopreneurship.
Pertama, saya melihat si ibu pembuat donat—dan rekan-rekan yang membantunya—jadi seperti punya semangat dan pengharapan baru, karena mereka jadi bisa punya usaha sampingan untuk meningkatkan pendapatan keluarga mereka.
Kedua, setiap kali kami mendonasikan donat-donat yang nggak terjual ke anak-anak panti asuhan, mereka suka bilang, “Kak, besok bawa donatnya lagi, ya! Kita suka, lho.” Sanjungan dari anak-anak itu nggak cuma bikin saya bahagia, tapi juga jadi semacam do’a. Soalnya, setiap mereka ngomong begitu, besoknya memang ada aja kue donat yang nggak terjual, sehingga mereka bisa mendapatkan donat gratis lagi dari saya, hahaha.
Hehehe, lucu aja, sih, tapi dua hal itu lah yang membuat saya ingin terus terlibat dalam sociopreneurship.
       
 Trus, pada tahun 2012-2013, saya berkesempatan mewakili Indonesia dalam program pertukaran pemuda Indonesia Canada Youth Exchange Program, yang berfokus di bidang community development. Salah satu program yang kami lakukan waktu itu adalah mengembangkan bisnis Ibu-ibu di wilayah Garut-Jawa Barat. Kami membantu ibu-ibu tersebut mengolah kentang menjadi keripik kentang dengan sistem yang lebih baik, lalu dikemas dengan packaging yang menarik. Kami juga mengajarkan mereka sistem keuangan. Harapan utamanya supaya nilai produk dan pendapatan kelompok Ibu-ibu tersebut bisa meningkat.
Program itu juga salah satu pendorong terbesar saya untuk terjun ke bidang sociopreneurship.

Prospek karir sociopreneur di Indonesia menurut kamu gimana?
Prospeknya besar sekali, lho! Tapi tergantung kepada jenis bisnis yang ditekuni, dan objek sosial penerima manfaatnya, sih.
Misalnya, gini. Saya merasa peluang menjadi sociopreneur yang mengembangkan daerah pedesaan lebih besar dibandingkan peluang menjadi sociopreneur di kota-kota besar. Soalnya, di pedesaan, masih banyak banget Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum terkelola secara maksimal.
Oleh karena itu, saya mengajak para inovator muda untuk aktif mengembangkan pengelolaan SDA dan SDM di daerah. Nggak hanya supaya nilai ekonomi SDA dan SDM di sana jadi tinggi, tapi juga supaya masyarakat objek sosial di sana bisa berkembang, mandiri, dan terjaga orisinalitasnya.
Seperti yang kebanyakan orang tahu, perkembangan pengetahuan, alih teknologi, serta inovasi di daerah itu masih lambat, sehingga perlu banget didorong oleh para inovator muda.

Apa hal yang paling kamu sukai dari menjadi seorang sociopreneur?

Lucunya, hal yang paling saya sukai dalam berbisnis adalah ketika mengalami momen genting atau hectic. Bahasa Sundanya, paciweuh! Contohnya misalnya saat omzet turun, saat pusing mengatur program, dan sebagainya.

Sebaliknya, apa tantangan menjadi seorang sociopreneur?
Tantangannya terasa saat harus membuat keputusan. Soalnya bidang sociopreneur ‘kan menggabungkan ilmu bisnis dan sosial, sehingga seorang sociopreneur harus berfikir lebih komprehensif dari kedua sisi tersebut.

Cerita, dong, tentang Sahabat Pulau dan Tasik Hub Project! Mulai dari konsepnya, misinya, proses operasinya, sampai kegagalan dan kesuksesannya.
Sahabat Pulau adalah organisasi berbasis aksi kepemudaan yang bertujuan menyelesaikan masalah pendidikan pemuda dan anak-anak di seluruh Indonesia.
Sahabat Pulau juga melakukan pemberdayaan berbasis socio-entrepreneurship untuk wanita pesisir dan pemberdayaan yang berkelanjutan.
Sekarang ini, aktivitas Sahabat Pulau telah tersebar di 28 titik di berbagai wilayah di Indonesia, dan telah mengembangkan komiditi di tiga desa. Boleh cek situsnya, ya, di sahabatpulau.org.
Sementara untuk HUB Tasikmalaya, idenya datang karena saya sendiri ‘kan anak muda Tasik, dan saya ingin melakukan sesuatu untuk daerah saya.
Maka suatu hari, terfikir lah untuk membuat sebuah wadah, agar anak-anak muda Tasik bisa saling berbagi ide dan membuat inovasi yang bisa dikontribusikan kepada kota Tasikmalaya.
Inginnya, sih, HUB bisa menjadi pusat informasi dalam bidang pengembangan pendidikan, sosial dan ekonomi.
Trus, berkat berkolaborasi, HUB bisa ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan diskusi atau event. Misanya, pada tahun 2015, dengan bekerja sama bareng Sahabat Pulau dan Intel Indonesia, HUB pernah menyelenggarakan Digital Literacy Class untuk anak-anak muda yang memiliki startup di Tasikmalaya.
Trus, di tahun yang sama, kami mengadakan perayaan International Youth Day, berkolaborasi dengan komunitas-komunitas di Tasikmalaya, seperti komunitas lingkungan, Kelas Inspirasi Tasik, komunitas kuliner, komunitas fotografi, komunitas cosplay, dan sebagainya.
Kami membuat perayaan ini karena kami ingin menunjukkan bahwa sebenarnya banyak anak-anak muda daerah yang sadar akan isu-isu internasional.




Pengalaman apa yang paling berkesan selama mengurus Sahabat Pulau dan Tasik Hub Project?
Saya pernah, nih, berkunjung ke sebuah pulau selama dua hari, untuk mengajar dan memantau aktivitas perpustakaan. Setelah dua hari, saya pergi ke dermaga kapal untuk pulang. Tiba-tiba saya dipanggil oleh seorang ibu paruh baya, yang ternyata adalah orang tua salah satu anak yang telah belajar sama saya selama dua hari di perpustakaan.
Beliau memberi saya bertandan-tandan pisang hasil kebunnya untuk dibawa ke kota. Beliau bilang, “Dek Karim, Ibu tahu kamu perlu ongkos untuk bisa kesini, dan ongkosnya nggak sedikit. Bawa oleh-oleh ini untuk dijual kalau memungkinkan. Mudah-mudahan nanti kamu bisa ke sini lagi, ya, buat ngajarin anak Ibu, biar dia bisa jadi guru kayak kamu nanti.”
Perbincangan sederhana di dermaga itu lah salah satu alasan saya terus bertahan di Sahabat Pulau dan HUB.

Waktu kuliah, bagaimana, sih, profil dan aktivitas kamu secara garis besar?

Saya sempat jadi presiden mahasiswa dan didaulat menjadi mahasiswa berprestasi, sehingga mendapatkan beasiswa kuliah dari Kementerian Pendidikan Nasional.
Saya juga sering cari-cari info kegiatan, mulai dari lomba akademis sampai konferensi-konferensi tingkat nasional dan dunia dalam berbagai bidang.  
Intinya, selama kuliah, saya berusaha aktif berorganisasi, tapi tentunya sambil menjaga nilai akademik juga, ya.

First job kamu dulu apa? Ceritain, dong!

My first job adalah menjadi Project Supervisor.
Dulu, nggak lama setelah lulus kuliah, saya ditawari Kemenpora dan Canada World Youth untuk ikut seleksi menjadi calon Project Supervisor sebuah program community development, yang melibatkan 18 mahasiswa asing dari Kanada.
Rencananya, mereka bakal live-in di Indonesia selama tiga bulan untuk melaksanakan program inisiasi dan pemberdayaan bagi masyarakat.  Awalnya saya nolak, karena saya tahu tugas tersebut nggak mudah, sementara ilmu serta pengalaman saya belum cukup banyak.
Saya mikirnya, “Pasti ribet, nih, bro!” Hahaha. Namun setelah mikir selama dua minggu, saya memutuskan, kenapa nggak coba aja? Soalnya sebenarnya program ini adalah bidang yang saya suka juga, sih. Community development ‘kan membantu masyarakat.
Akhirnya, dengan modal nekad, saya menerima pekerjaan tersebut. Saya pun mensupervisi program itu, mulai dari tahap persiapan sampai penutupan, selama total lima bulan.
I could say, it was an amazing experience for me untuk mengurus 18 orang dan masyarakat satu desa, serta harus berkoordinasi dengan Karang Taruna, RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Imigrasi, Kementerian sampai kantor Kedutaan Besar untuk keperluan program ini! Fiuh!
Padahal awalnya saya nggak yakin bisa menjalani itu semua. Untungnya saya nekad, karena lewat program tersebut, saya jadi bisa learning by doing tentang bagaimana mengelola sebuah program community development.
Saya bahkan melanjutkan pekerjaan ini ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah program tersebut selesai, saya lanjut menjadi Sector Project Officer yang memfasilitasi 60 orang peserta program pertukaran Pemuda Indonesia dan Canada, yang tersebar di tiga pulau.
Pengalaman ini membuat saya mantap untuk terjun di bidang sociopreneur.

Apa skill yang kamu pelajari di luar bangku sekolah, tapi bermanfaat untuk profesi kamu sekarang?

Public speaking kali, ya. Buat saya, kemampuan public speaking—berdiskusi, menyampaikan ide, presentasi, bersosialisasi dengan manner yang baik—adalah skill yang sangat menunjang aktivitas saya sekarang ini.
Saya, sih, menyarankan banget siapa pun—termasuk mahasiswa—belajar public speaking. Kalau bisa, silahkan ambil kursusnya. Kalau nggak bisa, banyak-banyak nonton Youtube aja kayak saya, hehehe. Misalnya, channel TEDx.

Boleh cerita tentang satu contoh kegagalan kamu dalam karier ataupun studi? Apa yang bikin kamu kembali bersemangat?

Pada tahun 2009, saya sempat down banget karena nggak lolos SNMPTN di jurusan yang sudah saya harap-harapkan selama dua tahun.
Saya sempat kepikiran nggak usah kuliah aja, dan melanjutkan bisnis bengkel otomotif yang saya rintis. Namun saat itu, ibu saya bilang, “Menuntut ilmu itu bisa dimana aja. Yang penting, pada akhirnya, kehadiran kamu sebagai manusia bisa bermanfaat untuk sesama, nusa bangsa, dan agama.”
Seperti habis minum energy drink, saya pun memaksakan diri untuk kuliah meskipun tanpa semangat dan dengan perasaan yang nggak karu-karuan karena masih kecewa. Kurang lebih, selama satu semester pertama kuliah, saya masih “terganggu” karena pikiran, “Kok Tuhan nggak adil, yah? Nggak mewujudkan impian saya. Padahal saya sudah berusaha dan berdoa keras, kok.”
Tapi ternyata Tuhan memang akhirnya menjawab do’a saya ketika SMA dulu, Bertahun-tahun kemudian, saya diundang oleh United Nations dan bisa bertemu SekJen PBB Mr. Ban Ki Moon. Alhamdulillah…  

Kenapa nggak berkarier di bidang Farmasi sesuai pendidikan kamu?

Sebenarnya, sih, ujung-ujungnya saya saya akan berkarier di bidang Farmasi, kok. Tapi sekarang ini, saya masih memprioritaskan kerja saya di bidang community development.
Mudah-mudahan tahun depan saya bisa melanjutkan studi di bidang profesi Apoteker, karena rencananya tahun ini saya mau kuliah Master di bidang Social Works dulu.
***
Seperti yang disebut dalam banyak survei, Generasi Milenial memanglah generasi yang peduli banget dengan isu-isu sosial, sehingga nggak heran kalau semakin banyak anak muda sekarang yang tertarik dengan sociopreneurship. Mungkin kamu mau mengikuti jejak Karim?

Sociopreneur Indonesia Raih Penghargaan ASEAN Social Impact Award

Pada seremoni penghargaan di Singapura, Rabu (21/2018) pekan lalu, Tri Mumpuni selaku pendiri Insitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEK...